Pemerintahan

Tim Penggerak PKK Trenggalek Hadiri Workshop Pencegahan Perkawinan Anak

×

Tim Penggerak PKK Trenggalek Hadiri Workshop Pencegahan Perkawinan Anak

Sebarkan artikel ini

Trenggalek, BULETIN.CO.ID – Kolaborasi Kedua Tokoh Wanita Ketua Tim Penggerak PKK dalam memerangi angka perkawinan anak di kabupaten Trenggalek digelar melalui workshop Pencegahan Perkawinan Anak (Cepak).

Kedua Tokoh wanita tersebut adalah, Tim penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek Novita Hardini.

Kedua wanita tokoh PKK Jatim dan trenggalek tersebut mengapresiasi keberhasilan Pemkab Trenggalek dalam menurunkan angka perkawinan anak.

Menurut Arumi Bachsin Ketua PKK Jatim menyampaikan, tidak mudah untuk menurunkan angka perkawinan anak di Kabupaten Trenggalek karena terdapat sejumlah tantangan, mulai dari kondisi geografis, budaya, angka putus sekolah hingga pola pikir masyarakat.

“Namun demikian ternyata trenggalek tiap tahun mampu menurunkan angka perkawinan anak yang signifikan. Trenggalek ini kabupaten yang punya hawa cukup dingin, daerah yang cukup dingin biasanya bahaya, iklim yang dingin cenderung memicu terhadap anak-anak ingin cepat menikah,” ungkap Arumi di Gedung Bhawarasa Trenggalek usai membuka workshop Pencegahan Perkawinan Anak (Cepak) untuk tim PKK Kabupaten/Kota di Jatim, Selasa (1/8/2023).

BACA JUGA :
Bhabinkamtibmas Dampingi Dinas Kesehatan Evakuasi ODGJ di Desa Nglongsor Trenggalek

Menurut Arumi tantangan setiap daerah berbeda-beda karena setiap daerah punya kultur dan kepercayaan sendiri serta kelengkapan sarana dan prasarana yang juga berbeda.

“Komitmen semua pihak dalam pencegahan perkawinan anak termasuk dari bupati/walikota dan Ketua PKK se-Jawa Timur, itu yang paling penting, walaupun memang ada kabupaten kota yang lebih tinggi angka perkawinan anaknya dibandingkan lainnya,” terangnya.

Berhenti sekolah dan budaya untuk segera menikahkan anak perempuan, lanjut Arumi menjadi salah satu faktor penyebab perkawinan anak yang terjadi selama ini.

BACA JUGA :
Ketua DPC Partai Gerindra Daftarkan 45 Bacaleg ke KPU Trenggalek

“Banyak orang tua yang berharap pernikahan tersebut bisa membawa perbaikan ekonomi namun hal tersebut menurut Arumi justru membuat kemiskinan yang turun temurun,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini menjabarkan pada tahun 2021 angka perkawinan anak di Trenggalek berada di angka 7,6 persen, lalu tahun 2022 di angka 6 persen, dan semester pertama tahun 2023 turun lagi di angka 2,1 persen.

Novita menjelaskan, keberhasilan Kabupaten Trenggalek dalam menurunkan angka perkawinan anak merupakan hasil kerjasama dari berbagai pihak terutama program Desa Nol Perkawinan Anak dan Desa SAFE4C (Safe and Friendly Environment for Children) yang bekerja sama dengan UNICEF.

Lebih lanjut Novita menegaskan, sekolah dan Ilmu pengetahuan itu sangatlah penting bagi setiap anak-anak dan orang tua di Kabupaten Trenggalek untuk mencegah terjadinya perkawinan anak (perkawinan usia dini).

BACA JUGA :
DPRD Trenggalek Gelar Sidang Paripurna Pengesahan Perda Tentang Pengarusutamaan Gender

“Ilmu dan pengetahuan adalah menjadi kunci. Karena saya sendiri adalah anak yang dulu dipaksa menikah untuk memperbaiki derajat ekonomi keluarga, tapi saya yakin tanpa ilmu dan pengetahuan derajat saya tidak akan meningkat,” ucap Novita.

Untuk itu, ia berpesan kepada anak-anak, jika memang ingin membantu ekosistem keluarga maka hal yang harus diutamakan adalah meningkatkan ilmu dan pengetahuan.

“Ilmu dan pengetahuan merupakan modal utama sebagai pelindung, bagi diri-sendiri menghadapi masa depan,” pungkasnya.
(junet).

**) IIkuti berita terbaru BULETIN.CO.ID di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.