Cianjur, BULETIN.CO.ID – Miris seorang pasangan suami istri lanjut usia (Lansia) di Kampung Sindang Saluyu, Desa Sindangjaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur tinggal di sebuah nyaris ambruk. Minggu (14/08/2022).
Rumah berdinding bilik dan berlantai tanah tersebut terletak di dekat lapang Desa Sindangjaya tak jauh dari Dermaga Calingcing. Bagian pinggir dan belakang rumah tersebut sudah ditopang dengan beberapa kayu dan bambu karena posisinya sudah doyong.
Rumah tersebut dihuni oleh Narman (85) dan Ani (50). Narman yang sudah kabur penglihatannya mengandalkan hidup dari sang istri yang menjadi seorang pemulung. Hasil memulung perhari rata-rata mendapat Rp 10 ribu.
Di rumah yang nyaris ambruk tersebut Narman membuka warung kecil-kecilan namun sepi pembeli yang datang ke warungnya.
Saat ditemui dirumahnya, Narman terlihat tidur terlentang di sebuah kursi bambu yang terletak di bagian depan warungnya sambil menatap ke langit dan pohon di halaman rumahnya.
“Iya maaf, dengan siapa ya, maklum mata saya sudah tak jelas melihat orang, tapi suara masih bisa saya mendengar,” ujarnya sambil bangkit dan mengambil baju yang tak jauh dari jangkauan tangannya.
Ia mengatakan, istrinya sedang tak berada di rumah dan biasa pulang menjelang petang setelah menjual hasil memulung.
Langkahnya sedikit terhuyung dan mencoba kembali duduk di kursi bambu. Ia mengatakan sudah tak bisa bepergian jauh karena badannya sering merasa sakit.
“Saya topang saja pa dengan kayu untuk beberapa bagian rumah yang sudah doyong,” katanya.
Narman mengatakan, istrinya biasanya akan pulang menjelang petang dan langsung menyiapkan makan untuknya dan anaknya. Raut wajah Narman sedikit mengkerut saat membicarakan soal anaknya yang juga menganggur diam saja di rumah.
Pemandangan prihatin keluarga Narman ini sudah menyedot perhatian warga sekitar. Banyak yang ingin membantu namun hingga saat ini warga juga masih kebingungan mencari sumber dana untuk melakukan perbaikan rumah pa Narman tersebut.
Seorang tokoh masyarakat Kampung Sindang Saluyu, Unang Abdurahman (40), mengatakan sudah sangat lama warga bercita-cita ingin memperbaiki rumah pa Narman.
“Prihatin sekali kami melihat kehidupan pa Narman, namun butuh biaya besar juga untuk merehabilitasi rumahnya, kami sering berembuk namun tak pernah kesampaian untuk membantunya karena masih sangat kurang,” ujar Unang.
Unang berharap, keluarga Pa Narman mendapat bantuan untuk rumah dan kesehatannya.
Warga menyebut pa Narman tinggal bersama dengan anaknya namun sang anak juga menganggur.
“Ada anak namun gitu sama diam saja di rumah pengangguran, malah jadi beban pa Narman juga,” katanya.
Seorang warga lainnya, Endin (50), mengaku prihatin juga dengan keluarga Narman, namun dirinya beserta warga yang hidup pas-pasan hanya bisa mendoakan agar kehidupan keluarga pa Narman berubah suatu hari nanti. (Rustama)